Klasifikasi Tanaman Kopi Arabika Kopi Arabika (Coffea arabica) pertama kali dijelaskan dan diklasifikasikan oleh orang Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von LinnĂ©) pada 1753. Namun beberapa data menyatakan, bahwa sebelum Carl Linnaeus, hal mengenai kopi Arabica sudah ada tertulis pada sebuah deskripsi Latin tentang tanaman, meskipun pernyataan tersebut hanya terdiri dari satu kalimat yang berbunyi seperti ini “Jasminum Arabicum, Lauri folio, cujus femen apudnos deciur kopi” (Jussieu, 1713). Artinya : “Melati Arab, dengan daun sejenis daun salam, bijinya yang kita sebut kopi”. Jenis Kopi arabika (Coffea arabica) akan tumbuh baik, di daerah berketinggian 700-1700 m (dpl) dengan suhu 16-20°C serta ber-iklim kering tiga bulanan secara berturut-turut. Kopi arabica (Coffea arabica) memang sangat berbeda dengan Kopi Robusta (Coffea canephora) yang dapat tumbuh baik di ketinggian hanya 400-700 m dpl. Dari segi perawatan dan pembudayaan Kopi Arabica juga termasuk “kopi manja” karena butuh perhatian lebih banyak dibanding Kopi Robusta atau jenis kopi lainnya seperti Kopi Ekselsa, Racemosa, dan Liberica (African coffee). Kopi arabica sangat peka terhadap penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV), terutama jika ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m di atas permukaan laut.
Kopi Arabica, aslinya berasal dari Brasil dan Etiopia, kopi tersebut kini telah menguasai sebahagian besar pasar kopi dunia. Arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. di Indonesia kita bisa menemukannya kopi arabica pada Kopi toraja, Kopi Mandailing dan mungkin ada juga di tempat lain. Antara Kopi Arabica yang satu dengan lainnya memiliki tingkat keasaman khas dan sangat bervariasi.
Klasifikasi Tanaman Kopi
- Kingdom: Plantea
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Gentianacea
- Famili: Rubiaceae
- Genus : Coffea
- Spesies: Coffea Arabica
Profil Kopi Arabika
- Tahun Spesies ditemukan 1753
- Kromosom (2n) 44
- Bunga berubah ke biji kopi matang 9 Bln
- Biji kopi matang Jatuh
- Musim berbunga Setelah musim Hujan
- Hasil panen (kg biji / ha) 1500-3000
- Suhu optimal rata-rata tahunan 15-24° C
- Curah hujan Obtimal 1500-2000 mm
- Tumbuh di ketinggian 1000-2000 m
- Hemileia vastatrix Rentan
- Nematodes Rentan
- Koleroga Noxia Rentan
- Tracheomycosis Bertahan
- Kandungan Kafein 0.8-1.4%
- Bentuk biji kopi Bulat
- Body Rata-rata 1.2%
- Karakter rasa Cenderung Asam
Kopi Arabica Di Indonesia
Arabika atau Coffea arabica merupakan Spesies kopi pertama yang ditemukan dan dibudidayakan manusia hingga sekarang. Produksi kopi ini di seluruh dunia diperkirakan mencapai 70 persen dari seluruh jenis kopi. Kawasan produksi kopi di Indonesia diperkirakan sekitar 1,3 juta hektar, tersebar dari Sumatra Utara, Jawa dan Sulawesi. Kopi Jenis Robusta umumnya dibudidayakan oleh para petani di Sumatra Selatan, Lampung, dan Jawa Timur, sedangkan Kopi Arabika umumnya ditanam petani kopi Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Bali dan Flores. Saat ini Kopi Arabika asli Indonesia mempunyai prospek cukup baik untuk memasuki kawasan Eropa khususnya Italia. Pada transaksi April 2011 harga kopi Robusta tercatat US$ 259 per ton, ini sangat jauh dibandingkan dengn harga rata-rata pada 2009 yaitu US$ 165 per ton. Demikian juga, harga kopi Arabika telah melampaui US$ 660 per ton. Beberapa varietas kopi arabika memang sedang banyak dikembangkan di Indonesia antara lain kopi arabica jenis Abesinia, arabika jenis Pasumah, Marago, Typica dan kopi arabica Congensis. Masing-masing varietas Kopi Arabica tersebut mempunyai fisik dan sifat agak berbeda satu sama lainnya. Provinsi Aceh dan Sumatra Utara adalah sentra kopi Arabika, walaupun produksinya masih berkisar 35 ribu ton setiap tahun. Jawa Timur adalah salah satu sentra produksi kopi Arabika yang juga cukup besar, dan akhir-akhir ini telah mengembangkan kopi Arabika karena dorongan permintaan pasar dunia cukup besar.[kt]
No comments:
Post a Comment