Thursday, March 27, 2014

Klasifikasi Tanaman Paku



Klasifikasi Tanaman Paku Sahabat Sekalian pada kesempatan kali ini Klasifkasi Tanaman akan share artikel mengenai Klasifikasi Tumbuhan Paku. Paku atau dikenal dengan nama ilmiah Pterydophyta berada dilingkungan , terlihat berwarna hijau , menyegarkan karena memang ia kelompok Plantae yang bisa melakukan fotosintesis. Tanaman ini di daunnya terdapat alat reproduksi atau perkembang biakkkan yang disebut spora jika diamati terlihat di bagian permukaan bawah dari daun. Spora berada dalam sporangium dilindungi indusium pada sporogonium yang ada di bawah daun
 Tanaman Paku banyak djumpai di alam di tempat yang lembab karena kelembaban itu dibutuhkan air untuk gerakan sperma secara khemotaksis ketemu ovumnya , Tanaman ini berkembangbiak secara vegetatif dengan spora dan terjadi fertilisasi secara silih berganti sehingga ia mempunyai kemampuan Metagenesis. Tumbuhan paku sudah mempunyai akar , berupa sistem perakaran serabut , maka dipastikan ia mempunyai berkas pengangkut Xilem dan Floem sehingga ia tergolong dalam kelompok tumbuhan Tracheophyta
Tumbuhan paku adalah salah satu dari kelompok kingdom Plantae yang secara evolusi lebih maju dibandingkan Bryophyta (Lumut). Tumbuhan paku sudah tergolong dalam Tracheophyta karena sudah mempunyai Trakeid atau berkas pengangkut baik Xilem maupun Floem OK. Selain akarnya sudah jelas dan membentuk sistem perakaran serabut.
Secara keseluruhan Paku dan Lumut mempunyai persamaan yaitu adanya peristiwa metagenesis Metagenesis yaitu peristiwa pergiliran keturunan dari fase sexual ke fase asexual ke fase sexual lagi sehingga membentuk daur/cyclus.


Karakter khas pada Pteridophyta ( tumbuhan paku)
Tumbuhan paku dewasa yang dijumpai di alam merupakan fase sporofit yang menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan seksual.
Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi protalium atau prothallus yang merupakan fase gametofit yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau
Fase gametofitnya lebih pendek daripada fase sporofitnya.
fase sporoitnya berupa tumbuhan paku sendiri
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase, Fase Gametofit, Fase Sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium),yang sementara kemudian akan menjadi tumbuhan paku setelah terjadi fertilisasi Prothallium berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya) tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab.
Dari prothallium Tumbuh anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Berupa tumbuhan yang dewasa yang berakar , berbatang dan berdaun. Daun yang muda menggulung. Daunnya ada yang berukaran besar (makrofil) maupun kecil ( mikrofil ) dan ditemukan pula dau sporofil ( daun penghasil spora) dan Tropofil( daun untuk fotosintesis yang sering pula disebut daun steril Daun sporofil dibagian permukaan bawahnya terdapat sporogonium penghasil spora sehingga permukaan daun bagian bawahnya tidak rata. Karena sering dijumpai dialam tentu ia lebih lama hidupnya maka pada paku Fase sporofit lebih dominan / lebih lama hidupnya dibandingkan dengan fase gametofitnya yang berupa fase gametofit
Tumbuhan paku homospora : Tumbuhan paku yang menghasilkan spora baik bentuk ukuran dan jenisnya sama , sehingga di daun paku ukuran dan bentuk sporanya homogeny. Contoh: Lycopodium clavatum ( Paku kawat ) dan Suplir (adiantum cuneatum). Tumbuhan paku Heterospor Contoh : Marsilea crenata ( paku semanggi ) dan Selaginella ( Paku rane ). Tumbuhan paku peralihan Contoh : Paku ekor kuda(Equisetum debile). Pada Paku peralihan ini terlihat daunnya memproduksi spora yang ukuran sama sama , namun ketika spora itu jatuh ditempat yang sesuai ternyata bisa menghasilkan prothalium yang berbeda , sehingga masing masing prothalium itu nanti ada yang bisa menghasilkan Anteridium dan ada pula yang bisa menghasilkan archegonium . Bagaimana mengetahui prothalium itu jantan dan betinanya tentu dilihat produknya : Prothalium jantan (mikroprathalium) akan menghasilkan produk sel sperma  , sebaliknya prothalium betina memproduksi Ovum beukuran lebih  besar sehingga disebut Makrprothalium.[kt]

No comments:

Post a Comment